Friday, February 02, 2007

Nilai --- Wisata

-----Original Message-----
From: Rehza
Sent: Friday, February 02, 2007 12:48 PM

Selalu saja menjadi berasa sedikit mengganjal dalam hati apa2 yg terjadi dalam gejolak kemasyarakatan kita. sebuah kecendrungan besar mengatakan bahwa bumi saat ini telah menjadi "datar". dalam arti bhw lapangan percaturan telah menjadi datar. yg rendah bisa melihat jauh dan yg tinggi bisa melihat dalam2. yang kecil bisa melakukan hal2 besar dan yg besar bisa menjangkau hal2 detail. ini realita dan ini falsafah yg mesti di pahami.

Kecendrungan lama bukan lagi mainan jaman ini. gagasan lama jug abukan lagi pemikiran jaman ini. Wisatapun sudah berubah persepsi nilai bisnisnya. Kalo dulu nilai akan terjerat kalu ada kehadiran fisik tapi kini mungkin tak demikian lagi. Kemajuan supply chain dan kemajuan informasi telah membuat nilai ekonomi menari2 kemana saja sekehendak hatinya. kita jug aharus ikut menari. tapi agar bisa menari ada kondisi2 yg mesti kita penuhi. ini memang menuntut pemikiran. namun yg jelas demand nya bukanlah pemandangan alam atau udara segar. di tengah jalan jktpun bisa diperoleh udara segar dari ionizer. pemandangan spektakulerpun bisa kita peroleh di studio 4 dimensi di ancol. sekedar melihat gunung dan sawah2 bukan lagi preferensi generasi saat ini kecuali kalo diajak melihat birunya atmosfir bumi dari luar angkasa mungkin masih banyak yg akan tertarik. mungkin kita semua tak begitu bodoh utk dapat menyimpulkan bhw wisata mestilah sebuah objek yg memberikan eperience lengkap dari panca indra, bahkan menuntut lebih dari itu sampai ke experience hormonal dan spiritual. lalu punya apa kita melakukan itu? jika hanya sekedar menggelar gunung2 dan lembah2 serta menyalakan kereta api tua, tentu ini gagasan yg sudah sangat..sangat tua. kita selalu saja hendak bermain di level afkiran. di level yg kelihatan nya ada peluang padahal sesungguhnya sudah ditinggalkan org krn telah terjadi pergeseran. area2 seperti ini adalah are yg penuh residu. krn persepsi residu selalu bergeser dari jaman ke jaman. kita tak pernah benar2 memperhatikan perubahan. melihat satu gejala kasat mata kita rasa kita sudah bisa meneriakan eureka. padahal perubahan utama selalu terjadi diam2 dibalik beberapa fenomena. rasa-rasanya banyak diantara kita yg berusaha menjadi lebih pintar dengan mengulang2 ilmu dan gagasan yg telah usang. alhasil kita akan selalu saja menjadi ketinggalan.

jaman ini tdk diperlukan org banyak utk mengerjakan hal besar. tapi hanya dibutuhkan beberapa elemen yg powerfull. sedangkan sisanya, spt saya, sanak2, bapak2 dan ibu2 hanyalah "pekerja". apapun argumennya.. kita adalah pekerja utk hal atau org lain. yang perlu dibangun adalah sebuah orchestra nilai. bukan sebuah organisasi hura2 atau romantika tempat kesalahpahaman dan keterbatsan pemahaman kita bercengkrama. tandanya kita masih kurang paham adalah tak ragunya kita akan apa yg kita rasa kita paham itu.

saat ini menjadi tua adalah sangat berbahaya. alfa dalam pemahaman baru dan tak bertenaga lagi utk belajar. ini adalah dua penggalan kata yg mesti disadari dengan baik. bhwa mungkin sebenarnya scope yg tersisa bagi ketuaan adalah bidang kearifan saja. bukan menjustifikasi atau memberi ponten pada kebenaran dan kesalahan. krn, jika kita tau, kesalah dan kebenaran butuh kecerdasarn yg berbeda utnuk mencetuskannya. mohon maaf jika ada yg kurang sesuai. apalagi jika ada yg kelihatan kurang pintar. ini bukan sebuah kajian akademis tapi hanya sebuah postingan dramatis. salam, semoga kita sejahtera