Tuesday, January 03, 2006

BLK

Assalaamu'alaikum W W.

BLK. Ini adalah suatu aset yang potensial untuk memajukan Minangkabau. Sangat sayang aset berharga ini terbengkalai begitu saja. Kalau mungkin ini dikelola secara swasta, pemerintah hanya sebagai pemegang sahamnya saja. Mungkinkah ini diusahakan? Mungkin pak Rais yang berkompeten untuk menjawab dan mengusahakan.

Saya yakin BLK ini dapat self finance dengan segera, yang nanti akan dapat mencetak uang. Tapi birokrasinya harus dipangkas, dengan sistim pengelolaan swasta seperti perusahaan. Atau istilahnya yang dilakukan adalah apaapa yang dapat membiayai dirinya sendiri.

Ada dua konsep besar yang dapat digagas:

Pertama. Manusia pada kodratnya dilahirkan untuk survive didunia ini. Alam takambang jadi guru. Maka dengan begini konsep bisa diangkat berdasarkan pemikiran ini. Pertama kita cetak entreprenuer, yang ujungnya akan memerlukan tenaga kerja untuk usahanya. Kemudian dalam dipilih bidang untuk dapatnya kita siapkan tenaga kerja untuk mengisi lapangan yang terbuka. Kelihatannya berat dan susah, tapi kalau diurut dengan logika bisnis besar, ini sangat mungkin.

Sebagai contoh, kita siapkan beberapa orang yang sanggup berusaha ternak sapi, digalang pasar yang masih terbuka luas. Nanti mereka pasti memerlukan tenaga produksi, administrasi, pemasaran dll. Ini perlu dididik juga. Bukan dididik dari awal, tapi memoles tenaga yang sebenarnya telah mempunyai back ground cukup, tapi perlu dipoles untuk tepat guna dan dapat dipakai langsung.

Contoh lainnya, usaha keramba ikan dan rumput laut. Ilmu ini sebenarnya nggak susah bangat. Tapi yang perlu adalah jiwa usaha urang awak harus dirangsang. Dan diadakan sisitim terpadu sampai ke pasar. Gorontalo bisa, kenapa kita tidak. Tapi sebaiknya jangan ditangani birokrasi, tidak akan fokus mereka.

Belum lagi tenaga nelayan perikanan untuk mengolah hasil tangkapnya. Atau mengurus hasil tangkap sehingga daya tahan ikan tersebut dapat lebih lama (cold storage & frozen Container).

Kedua. BLK dapat berfungsi sebagai pencetak TK siap pakai untuk mengisi lapangan kerja yang masih terbuka di manca negara. Philipina bisa mengandalkan TK-nya sebagai penghasil devisa No. 3. Seharusnya Sumbar juga berfikir lebih maju selangkah. Sehingga kesempatan yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan baik dan segera. Tenaga perminyakan banyak terbuka di Timteng. Tenaga perawat banyak terbuka di Timteng, UK, Aussie, US dll., yang adalah sangat besar yang belum termanfaatkan.

Bagaimana komentar yang lain?

Wassalaamu'alaikum W W.